Agama adalah
salah satu alasan utama yang menjadi dasar bagi manusia yang berakal untuk
berfikir di mana ,bagaimana,dan kapan alam semesta ini tercipta, sebab menurut logika
manusia, segala sesuatu yang terjadi pasti ada pelaku dan objeknya. Dari
sinilah manusia mulai menelusuri berbagai hal untuk menjawab partanyaan besar
dalam fikirannya tentang siapakah Dia yang menciptakan semua ini.
Mulailah
manusia mencari jawaban dan alasan atas pertanyaan ini mulai dengan berfikir
logis atau lewat ilmu pengetahuan bahkan khayalan mereka dijadikan dasar alasan
untuk menjawab pertanyaan besar ini.
Kemdian dari
alasan ini manusia menyimpulkan bahwa segala sesuatu terjadi ada sosok yang
begitu Agung yang menciptakan. Lalu mereka menyebutnya sebagai Tuhan.
Meyakini adanya Tuhan sebagai pencipa, kemudian di namakan sebagai
aqidah yaitu ajaran yang
membahas tentang kepercayaan,keyakinan, atau keimanan. (Zakariya.2008:1)
Rifa’i
berkata: mempercayai Tuhan pencipta alam ini adalah tabiat manusia yang
terdapat bersama dengan adanya tubuh manusia. (Rifa’i,1976:13)
Inilah alasan
mengapa kita harus mempercayai Tuhan sebab sudah menjadi tabiat manusia sebagai
ciptaan Tuhan untuk mengenal penciptanya.
Marzdedeq
berkata “sesungguhnya manusia itu dilahirkan dengan fitrah beragama. Ia ingin
beribadat, tetapi karena berbagai jalan penyimpangan tumbuhlah suatu
kepercayaan yang melahirkan suatu peribadatan tersendiri.” (marzdedeq,2005:xvi)
Dari berbagai macam pandangan
manusia mengenai siapakah sosok Tuhan itu kita pun mengenal dua konsep
ke-Tuhan-an yang saling berseteru dan bertentangan satu sama lain yaitu konsep
Tauhid dan ketuhanan Trinitas
Tauhid adalah salah satu konsep Aqidah yang menganggap bahwa Tuhan
itu ahad(Esa) tidak beranak tidak pula diperanakkan, tidak ada yang dapat
menandingi eksistensi kepribadian-Nya ,Dia-lah yang menciptakan,segala sesuatu
tanpa ada contoh sebelumya,yang menjaga,memelihara,mengurus, dan mengatur
seluruh alam semesta ini sendirian.
Menurut Zakaria.A (2008:2) Tauhid
adalah Meng-Esa-kan pengabdian kepada Allah (yang wajib disembahi) serta
meyakini ke-Esa-anNya baik dzat,sifat dan perbuatanya.
Konsep aqidah tauhid dianut oleh umat Islam disetiap belahan dunia.
Umat Islam menganut aqidah tauhid yang menyatakan bahwa Allah-lah yang pantas
menyandang gelar ke-Tuhan-an, karena Dia-lah yang memiliki seluruh sifat
ke-Tuhan-an itu sendiri. Dalam pandangan Islam, Allah berada pada tigkat
tertinggi yang memiliki segalanya.
Dasar dari agama tauhid ini kemudian diabadikan dalam Al-Qur’an
sebagai rujukan utama hukum dalam islam. Allah SWT. Berfirman
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Dalam ayat ini dapat kita pahami bahwa Allah sebagai Tuhan
mempertegas eksistensi-Nya dengan memerintahkan agar manunisa mengakui ke
–Esa-anNya dan mengakui kerajaan-Nya yang meliputi segala hal yang ada juga
pada akhir ayat Allah memerintahkan manusia agar tidak melakukan kesyirikan
yaitu menghadirkan tandingan baginya.
Pada dasarnya dari awal diciptakan, manusia telah diajarkan dan di
wajibkan untuk meyakini bahwa Allah-lah yang memiliki segala hal, Dia-lah yang
mengatur segala hal. Namun seiring berjalannya waktu, banyak manusia yang
merasa tidak puas akan perwujudan Allah sehingga merekapun mengangkat
tuhan-tuhan untuk menjadi tandingan bagi Allah baik berupa benda mati,atau dari
kalangan makhluk hidup itu sendiri, bahkan hasil imajinasi mereka tentang
perwujudan Tuhan mereka gambarkan dan disembah layaknya penyembahan terhadap
Allah. Mereka beranggapan bahwa yang berwujudlah yang pantas dijadikan tuhan,
atau perwujudan Tuhan sebagai wakil Allah di muka bumi.
Dari kesesatan ini, Allah pun mengirim utusan-utusan-Nya untuk
membimbing kembali manusia kejalan yang lurus dan untuk menyuruh manusia agar
kembali ke ajaran Tauhid. Mula-mula Allah mengutus Nabi Idris a.s dan Nabi Nuh
a.s yang memimpin manusia setelah kucar-kacir yaitu meneruskan ajaran-ajaran
dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi Adam a.s.
Setelah Nabi Nuh wafat, manusia kehilangan lagi pemimpinnya dan
kacaulah kembali, sampai datangnya utusan Allah yang bernama Nabi Ibrahim a.s
yang di kenal dengan “bapak dari para Nabi.(Rifa’I,1976:17)
Kemudian dari keturunan Nabi Ibrahim a.s melalui anaknya Ishak a.s
lahirah seorang anak laki-laki dari wanita mulia Maryam binti Imron, yang
kemudian menjadi manusia mulia yang diangkat menjadi Rasul dan penutup para
Nabi dari garis Nabi Ishak a.s. Dialah Isa bin Maryam anak laki-laki dari
wanita suci yang hamil tanpa ada objek lawan jenis namun berasal Ruh dan Firman
Allah yang ditiupkan ke dalam diri Maryam.(haekal,
Nabi Isa diutus untuk melanjutkan risalah Rasul sebelumnya yaitu
Nabi Musa a.s untuk membimbig Bani Israel menuju jalan yang benar yang telah
mereka tinggalkan.
Seiring berjalannya waktu,Isa yang pada awalnya hanya diutus
sebagai Rasul dan pengingat yang mengajarkan ajaran tauhid kemudian di angkat
oleh para pengikutnya menjadi Tuhan anak yang setara dengan Allah yang mereka
sebut sebagai Tuhan Bapak atau wakil Allah di muka bumi yang diutus melalui Roh
kudus (Jibril) sebagai perantara. (Marzdedeq,2005:290)
Menurut
Rifa’i.Moh (1976:66) ajaran tritunggal itu dirumuskan oleh penganut agama
Nasrani, sebagai satu Tuhan yang ujud dari kesatuan tiga oknum, yang mereka
sebut: Allah Bapa, Allah anak dan Ruhul Kudus.
Daftar Pustaka
Hasan,A
(1983).BIBEL lawan BIBEL.Bangil.Lajnah Penerbitan Pesantren PERSIS
Bangil.
Marzdedeq,A.D.El
(2005).Parasit akidah.Bandung.PT Syaamil Cipta Media.
Rifa’i,Drs Moh (1976).PERBANDNG
AGAMA.Jakarta.PT Jaya Murni.
Usep.
(2010).Buku pedoman menulis karya ilmiah / paper.Garut: tidak di
terbitkan.
Zakaria,A
(2008).Pokok-pokok Ilmu Tauhid jilid
kedua.Garut.Ibn azka press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar